22 Hikmah Disyariatkannya Puasa
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
22 Hikmah Disyariatkannya Puasa merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah pada Ahad, 13 Ramadhan 1442 H / 25 April 2021 M.
Ceramah Agama Islam Tentang 22 Hikmah Disyariatkannya Puasa
Allah Subhanahu wa Ta’ala disifati dengan Al-Hakim (Yang mempunyai hikmah), berarti semua perbuatan-perbuatan Allah tidak lepas dari hikmah, syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala pun tidak lepas dari hikmah.
Dalam Kitab Al-Jami’ Li Ahkamish Shiyam (الجامع لأحكام الصيام) yang ditulis oleh Prof. Dr. Khalid Al-Musyaiqih disebutkan bahwa puasa memiliki hikmah-hikmah yang banyak dan maslahat-maslahat yang besar, di antaranya:
1. Berpuasa dalam rangka menyahut panggilan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ …
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian puasa…” (QS. Al-Baqarah[2]: 183)
Menyahut panggilan Allah dan RasulNya itu menghidupkan hati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ…
“Wahai orang-orang yang beriman, sahutlah panggilan Allah dan RasulNya apabila keduanya memanggil kalian kepada sesuatu yang menghidupkan hati kalian.” (QS. Al-Anfal[8]: 24)
2. Keikhlasan dalam ibadah puasa lebih banyak dibandingkan pada ibadah yang lain
Puasa adalah ibadah rahasia. Hanya Allah yang Maha Tahu.
3. Puasa sebab munculnya takwa
Sebagaimana Allah berfirman dalam ayat yang sudah dibawakan tadi:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah[2]: 183)
Kalau ternyata puasa tidak menimbulkan takwa, berarti puasa kita ini ada sesuatunya. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Allah hanyalah menerima dari orang-orang yang bertakwa saja.” (QS. Al-Ma’idah[5]: 27)
Maka apabila puasa kita ternyata tidak menimbulkan ketakwaan kepada Allah, itu menunjukkan bahwasanya puasa kita dimasuki oleh sesuatu.
4. Hati lebih fokus untuk berfikir dan berdzikir
Hal ini karena banyak makan dan melaksanakan syahwat seringkali menimbulkan kelalaian. Sehingga hati akhirnya manjadi keras karenanya.
Oleh karena itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memperbanyak puasa. Para sahabat memperbanyak puasa. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa puasa ibadah yang tidak ada tandingannya.
Abu Umamah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Wahai Rasulullah, apakah amal yang paling utama?” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَا مِثْلَ لَهُ
“Hendaklah kamu berpuasa, karena puasa itu tidak ada tandingannya.” (HR. Ahmad)
5. Orang kaya bisa mengenal mahalnya nikmat yang Allah berikan kepadanya
Orang kaya akan merasakan betapa tidak enaknya lapar. Orang kaya dengan berpuasa seharusnya ingat bagaimana kesusahan yang dialami oleh orang-orang miskin itu. Sehingga pada waktu itu orang kaya bersyukur dengan nikmat yang Allah berikan.
6. Membiasakan menahan diri dan menguasai hawa nafsu
Dengan puasa itu kita membiasakan diri untuk menahan hawa nafsu, membiasakan diri menahan syahwat. Kalau kita tidak puasa, terkadang kita terbiasa dengan syahwat, hawa nafsu, makan, minum dan yang lainnya. Sementara banyak makan dan minum bisa menimbulkan syahwat yang besar.
7. Mendidik dan menempa jiwa agar tidak sombong
Dengan puasa, seseorang akan merasakan bagaimana lapar dan dahaga. Karena kenyang dan melaksanakan syahwat sering kali menimbulkan kesombongan atas manusia yang lainnya.
8. Menyempitkan jalan setan
Jalan darah menjadi sempit dengan adanya lapar dan haus, hal ini menyempitkan jalannya setan. Disebutkan dalam hadits bahwa setan mengalir di dalam darah kita. Pada waktu itu pintu-pintu setan ditutup. Sehingga setan sangat sulit menggoda seorang hamba.
9. Menimbulkan rasa kasih sayang
Puasa menimbulkan kasih sayang dan sikap lembut kepada fakir miskin. Sebab ketika ia merasakan lapar saat puasa, ia mengingat bagaimana kesusahan orang-orang miskin. Sehingga rasa pelit di hati itu sedikit demi sedikit akan berkurang.
Dalam Islam sangat dianjurkan sekali untuk memperhatikan orang-orang susah dan lemah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan bagaimana besarnya pahala membantu orang-orang susah:
السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأَحْسِبُهُ قَالَ وَكَالْقَائِمِ لَا يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لَا يُفْطِرُ
“Orang yang membantu para janda dan orang miskin seperti orang yang berjihad di jalan Allah, dan seperti orang yang terus menerus shalat malam dan puasa.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan kita untuk banyak-banyak sedekah di bulan Ramadhan. Sebagaimana Ibnu Abbas mengatakan bahwa kedermawanan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih bertambah ketika bulan Ramadhan.
10. Kesehatan badan
Para ahli telah meneliti apa faedah puasa untuk kesehatan badan. Ternyata luar biasa. Sampai akhirnya di Jepang dibuat rumah kesehatan bernama rumah puasa. Mereka berpuasa dari semenjak fajar sampai terbenam matahari.
Dan ternyata faedahnya banyak sekali, seperti mematikan sel kanker, mengeluarkan racun-racun dari tubuh kita, juga faedah-faedah kesehatan yang lainnya.
Namun bukan berarti orang yang sakit tidak boleh berbuka/membatalkan puasa, tetap Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan rukhsah kepada orang yang sakit untuk tidak berpuasa kalau memang dikhawatirkan dengan pausanya itu membuat sakitnya semakin bertambah.
11. Pahala puasa tanpa batas
Pahala orang yang berpuasa tidak dibatasi dengan jumlah tertentu. Akan tetapi pahala puasa itu tanpa batas. Hal ini karena pausa mengandung tiga macam kesabaran. Yaitu:
- sabar di atas ketaatan,
- sabar meninggalkan kemaksiatan,
- sabar terhadap musibah lapar dan kehausan.
Dan pahala orang yang sabar Allah sebutkan dalam Al-Qur’an tidak ada batasnya. Allah berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Orang-orang sabar itu diberikan pahala tanpa batas.” (QS. Az-Zumar[39]: 10)
Juga berpuasa pun pahalanya tanpa batas. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَام، فَإنَّهُ لِي وَأنَا أجْزِي بِهِ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ
“Setiap amalan anak Adam untuk dirinya, kecuali puasa, maka ia untuk diriKu dan Aku yang langsung memberikan pahala kepadanya.” (Muttafaq ‘alaih)
Adapun pahala yang lain Allah tulis 10-700 kali lipat, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمائَةِ ضِعْفٍ إِلىَ أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ
“Apabila seorang hamba berniat berbuat kebaikan kemudian ia mengamalkannya, maka Allah tuliskan untuknya dengan 10 sampai 700 kali lipat, bahkan lebih dari itu.” (HR. Muslim)
12. Allah khususkan puasa sebagai amalan untuk diriNya
Allah khususkan puasa sebagai amalan untuk diriNya, sementara amalan-amalan yang lain untuk si hamba. Allah yang mengatakan demikian: “Setiap amalan anak Adam untuknya, kecuali puasa, maka ia untuk diriKu.” Ini menunjukkan betapa agung dan mulianya puasa.
13. Pahala puasa langsung Allah balas
Pahala puasa itu langsung Allah balas. Karena Allah mengatakan dalam hadits tadi: “Dan Aku yang langsung memberikan balasan kepadanya.”
Kalau begitu betapa agungnya puasa di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lihat bagaimana Allah menisbatkan balasan kepada diriNya sendiri.
14. Sebab diampuninya dosa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa yang puasa Ramadhan karena iman dan berharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Semua kita pasti ingin diampuni dosa-dosanya. Setiap hari kita hampir tidak lepas dari berbuat dosa. Maka dari itu dengan kita berpuasa di bulan Ramadhan, kita berharap agar Allah memerdekakan kita dari api neraka.
15. Lebih wanngi dari minyak kasturi
Bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada minyak kasturi. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits.
Memang kalau di dunia, bau mulut orang yang berpuasa itu tidak enak. Hal ini karena baunya berasal dari perut. Walaupun sikat gigi atau menggunakan siwak, tetap saja akan bau.
Bau mulut ini di hari kiamat di ubah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan bau minyak kasturi yang sangat wangi.
16. Terkumpul tiga jenis kesabaran
Yaitu sabar di atas ketaatan, sabar meninggalkan kemaksiatan, sabar terhadap musibah lapar dan kehausan.
17. Amalan shalih sebagai sebab diampuni dosa
Allah mensyariatkan dalam puasa amalan-amalan shalih lain yang menjadi sebab diampuninya dosa mereka. Karena ibadah tidak diambil kecuali dari wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
18. Puasa adalah perisai
Puasa adalah perisai dari neraka. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
“Puasa itu perisai yang bisa menghalangi seorang hamba dari api neraka.” (HR. Ahmad)
19. Puasa sebab diijabahnya doa
Ketika Allah menyebutkan tentang hukum-hukum puasa dalam surat Al-Baqarah dari ayat 183-187, semua itu berbicara tentang puasa. Di antara ayat-ayat puasa itu Allah Subhanahu wa Ta’ala masukkan ayat tentang doa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, katakan Aku dekat, Aku mengijabah doa orang yang berdoa kepadaKu. Maka hendaklah mereka menyambut panggilanKu dan beriman kepadaKu...” (QS. Al-Baqarah[2]: 186)
Kita sudah menyahut panggilan Allah untuk berpuasa, maka Allah akan kabulkan doa orang-orang yang berpuasa apabila berdoa. Oleh karena itu disebutkan dalam hadits bahwa ada tiga doa yang tidak ditolak oleh Allah, di antaranya doa orang yang sedang berpuasa. Maka ketika sedang berpuasa sangat dianjurkan banyak-banyak berdoa.
20. Dua kebahagiaan
Orang yang berpuasa diberikan oleh Allah dua kegembiraan. Yaitu yang pertama kegembiraan ketika berbuka puasa. Ketika berbuka puasa ini, kita gembira karena hendak berbuka, dan gembira karena bisa berpuasa. Gembira karena bisa berpuasa itu lebih agung, sebagaimana dalam hadits:
من سرَّتْهُ حسنتُهُ وساءتْهُ سيِّئتُهُ فهو مؤمنٌ
“Siapa yang merasa gembira dengan amal shalihnya dan merasa sedih dengan amal thalih (buruk), maka dia seroang mukmin.” (HR. Ahmad)
Kegembiraan yang kedua, ini lebih besar lagi. Yaitu gembira ketika bertemu dengan Allah nanti. Ketika meninggal dunia, dia gembira dengan pahala puasa yang sangat besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
21. Puasa memberikan syafaat
Pada hari kiamat kelak, puasa akan memberikan syafaat bagi orang yang melakukannya. Disebutkan dalam hadits:
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، يَقُولُ الصِّيَامُ : أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ . وَيَقُولُ الْقُرْآنُ : مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ . قَالَ : فَيُشَفَّعَانِ
“Nanti di hati kiamat, puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat untuk pelakunya. Puasa akan berkata: ‘Ya Allah, aku sudah mencegah dia dari syahwat, makan dan minum, tolong berikan syafaat kepadaku untuknya. Al-Qur’an akan berkata: ‘Ya Allah, aku sudah mencegahnya dari tidur diwaktu malam, tolong berikan syafaat kepadanya.’ Maka akhirnya puasa dan Al-Qur’an memberikan syafaat kepadanya.” (HR. Ahmad)
22. Yang pertama Allah beri makan dan minum
Pada hari kiamat nanti, yang pertama Allah beri makan dan minum adalah orang yang berpuasa. Makanya kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa orang yang paling panjang laparnya di hari kiamat adalah yang paling banyak kenyangnya di dunia.
إِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ شِبَعًا فِي الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya manusia yang paling panjang kenyangnya di dunia adalah manusia yang paling panjang laparnya di hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah)
Download mp3 Kajian 22 Hikmah Disyariatkannya Puasa
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50142-22-hikmah-disyariatkannya-puasa/